Jumat, 28 Mei 2010

NASIONALISME dalam tubuh MAHASISWA

Nasionalisme adalah suatu paham yang menciptakan dan mempertahankan kedaulatan sebuah negara (nation) dengan mewujudkan suatu konsep identitas bersama untuk sekelompok manusia (Wikipedia, 2006). Dalam konteks Indonesia, pengertian ini dapat kita cocokkan dengan sejarah Indonesia ketika tahun 1945, yang pada saat itu para pendiri bangsa berusaha membuat sebuah nasionalisme yang dapat mempersatukan seluruh masyarakat yang berada dalam wilayah jajahan Belanda. Nasionalisme yang kemudian dihasilkan adalah sebuah nasionalisme yang berdasarkan kepada kesamaan nasib. Konsep yang dihasilkan para pendiri bangsa tersebut, berhasil untuk mempersatukan wilayah yang kita kenal sebagai Indonesia pada saat ini.

Perjalanan kehidupan suatu bangsa tidak pernah lepas dari pergerakan kaum terpelajar atau mahasiswa. Pergerakan mahasiswa lahir dari nasionalisme dan perubahan sosial. Demikian juga dengan Indonesia; diawali dengan pergerakan nasional Budi Utomo dan Sumpah Pemuda yang berhasil membawa bangsa Indonesia merdeka. Pergerakan mahasiswa juga berperan dalam melahirkan orde baru yang menggantikan orde lama, demikian juga orde reformasi yang menggantikan orde baru. Pergerakan mahasiswa di era reformasi dipicu oleh nasionalisme, yaitu krisis ekonomi dan kebijakan pemerintah, serta menghantarkan pada perubahan sosial pergantian pimpinan nasional dan kehidupan berbangsa dan bernegara yang demokratis. Pasca 1998, pergerakan mahasiswa banyak mengusung kepentingan subyektif mahasiswa. Persepsi mahasiswa terhadap nasionalisme mahasiswa, perubahan sosial, dan pergerakan mahasiswa mempunyai derajat yang seimbang dengan angka prosentase yang sama-sama tinggi.

Namun sebagai masyarakat umum, saya menilai para mahasiswa lebih peduli dan lebih suka mendemo dan menghujat pemerintah, daripada memikirkan nasib bangsa yang terancam disintegrasi. Dan kalau kita ingat kelahiran Sumpah Pemuda, justru seharusnya dalam kondisi saat ini, para mahasiswa tampil di depan untuk mempertahankan NKRI. Seharusnya kan bisa bahu-membahu bersama pemerintah menemukan solusi yang terbaik untuk semuanya, itu baru kaum intelektual, jangan bisanya cuman menuntut, menuntut dan lagi2 menuntut. Bantulah pemerintah dengan solusi, Dewasalah dalam bersikap.

"Jangan tanya apa yang negara dapat berikan pada anda tapi tanyalah apa yang dapat anda berikan untuk negara ini"